Senin, 06 Juli 2009

Sepertinya Aku Tak Menangis

Sewaktu beres-beres kamar, aku menemukan beberapa harta karun (fosil-fosil kertas zaman sekolah). Salah satunya ini nih… Puisi unik. Dulu pas aku kelas dua (kalo ga’ salah), Bu Yustin (guru bahasa Indonesia sekaligus wali kelasku) ngasih puisi ini. Waktu itu mbahas tentang puisi-puisi githuu. Bu Yustin nyuruh kami baca puisi ini, tapi ga’ ada yang bisa, puisinya unik sih. Terus Bu Yustin sendiri yang ngebacain puisi ini buat kami. Duuhh…


Sepertinya Aku Tak Menangis

kepada kawanku ari koma
sampaikanlah salamku pada siapa saja yang kau mau titik
kepada rembulan koma
kepada bidadari koma
kepada bakul sate jalan samirono koma
kepada bakul angkringan pojok boulevard koma
kepada bencong taman kota koma
kepada saudara pengaman di lampu merah koma
kepada tuhan titik

tolong juga ucapkan selamat malam pada kerikil koma
paku koma
duri koma
pisau koma
tonggak koma
bamboo koma
borok koma
kesenangan koma

telegram itu aku kirimkan pada kawanku Ari di kota. walau nggak jauh.
karena ada kalanya aku ingin menyepi dari manusia
ada kalanya aku ingin lari dari kenyataan, bahkan peradaban
mungkin setelah menerima telegram, kawanku pasti akan pergi ke tempat
yang aku inginkan, mewakili diri sekedar berucap salam.
mungkin juga bercengkrama dengan ilusi di tempat peleburan rasa.
pejeksan
di tempat itu, mungkin ia berucap seluruh rasa terpendam di kalbuku.

selamat malam kerikil
tajammu mengucurkan darah dari telapak kakiku.
selamat malam paku
ujungmu telah mengekang tanganku dan menancapkannya pada
pohon tinggi, bagai salib
selamat malam duri
silakan berhias diri dalam dagingku
selamat malam pisau
matamu telah menyayat tubuhku, merobek jantung, paru-paru,
ginjal, semua
selamat malam tonggak
kembali pedih datang dengan tertancapnya telapak kakiku padamu
selamat malam bambu
lugutmu telah menjalar sampai jantung, paru-paru, ginjal, tubuhku
yang sudah robek hilang bentuk.
selamat malam borok
lendirmu yang menetes dan baumu yang anyir darah busuk
membuai mimpi-mimpiku
selamat malam kesenangan
pesen lapen pakai susu
kita mabok dan melayang-layang di angaksa luas
tak terbatas, tak bertolak, tak berbenci.
selamat malam,
toast untuk kesedihan.

(Dening : R.Agung Wibowo P / SMU Bopkri 2. Juara pertama)


Yaps… Jangan kau tanyakan apa artinya..!! Aku ga’ ngerti…
Ada yang tau artinya ga’ ??????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kula aturi absen rumiyin...