Selasa, 23 Maret 2010

AKU MENGAKU CINTA

jika boleh aku mengaku cinta, kuakui itu tak hanya satu.

jika tak boleh pun, itu tetap tak hanya satu!

Dalam kubang kubang kesendirian di pojok kamar ini, tak ada pekerjaan yang berarti selain mengeja huruf devanagari sansekerta sebelum nanti terguncang dadaku ketika ditanya oleh dosen apa artinya. Suatu perasaan yang teramat lembut menyusupi kapiler-kapiler kehidupanku. Pembuktian kapilaritas pun terjadi begitu saja. Kondisiku yang masih berantakan belum mandi pun tak mengurangi semangatku untuk mengakui bahwa aku cinta.
Yang kutulis adalah tentang hidupku, bukan hidupmu, tapi mungkin hidupku akan berpengaruh pada hidupmu ketika hidupku telah benar-benar menginspirasi hidup-hidupmu (what???). Hidupku yang penuh cinta ini menyeruakkan sinyal-sinyal unik, sinyal kuat indosat (halaaahh). Dan mungkin sinyal itu belum pernah kau rasakan, karena aku pun sedang belajar mengoperasikan radio pemancar yang akan mengirim sinyal-sinyal itu. Dan untuk merasakannya pun frekuensi kita harus sama. Memang begitu kata pak eko empat tahun yang lalu ketika aku masih indil-indil duduk di bangku SMP. Sinyal ini yang akan mengisyaratkan cinta. Tak tampak kan? Hanya saja kau akan tahu jika kau mau mengerti mengartikan gerak-gerikku yang memang terkadang tak bergerak samasekali.
Mengampil secuil 'busek' (bhs jawa. Indonesia : penghapus). Kugosokkan lembut pada sebagian tempat di sana. Berharap semua kata ragu itu sirna. Tega aku mengusirnya. Maafkan. Ini demi kebaikan aku,kamu,dia,dan mereka.
Ketika aku mulai ngelantur, dan kehabisan kata-kata untuk mengembalikan wacana ke topik awal, aku teringat akan seorang (maksudku, beberapa orang) yang memimpinku dalam satu lingkup negara kecil. Sebelum aku menyebutkan nama-nama itu, aku akan meminta maaf kepada mereka, karena kelakuanku yang sering membuat mereka merasa "huhf", sebenarnya aku tahu tapi pura pura tak tahu. He.
Setelah mengingat,menimbang,menghitung,menyambung,dan memutuskan, tak usahlah aku sebut siapa mereka.
Dan aku cinta keluargaku. Tak hanya satu keluarga. Dirumah. Dikampus. Dikos. Dimana-mana..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kula aturi absen rumiyin...